Jujur Tuhan
Separuh hatiku telah miliknya
Dan ketika ia tak berkabar
pikiranku bagai kuda liar
Setapak demi setapak
Aku berpikir menemukan jalan ke pelabuhan
Adakah ia menungguku di dermaga
Agar aku bisa memantapkan langkahku menemuinya
Tuhan, kau tahu
Aku tak mudah akan membuka pintu
Dan bila kubuka, maka ia lah
Hanya ia
Dan bila kelak ia hendak pergi
Darimana kan kuambil temali
Pun ada temali, tak akan kuikat
Seperti katamu
Yang datang dan pasti datang akan tinggal
Yang tak pasti datang tak pernah ada
Ah kembali puisi-puisi ini
Aku tak mengerti apa artinya
Yang kutahu hatiku mulai dimilikinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar