Hatiku simpang lalu
Ia mencoba bertanya sajak romantis
Maaf aku masih punya janji
Malaikat-malaikat datang
Nampak seperti itu
Orang-orang sawah pun tak mengapa
Semua boleh bersuka ria
Gerimis
Jadi milik hati yang sendiri
Sudah kukirim lewat pos
Mungkin daun hendak ikut berpaut
Kering dan melayu
Kadang itu memang peraturan waktu
Bila ada masa purnama
Ada pula saat bulan itu tak kita sua
Tidak bisa kumengerti
Jangan bertanya
Aku tak punya jawaban yang lengkap
Tak cukup dengan kalkulus
Hukum-hukum pun tak ada
Setengah cinta
Jangan. Aku menolak
Aku tak mau makan bila bukan dengan piringku
Sendok-sendok tak akan mau menari
Pisau-pisau cukup tajam
Mengiris sayuran saja atau beberapa buah warna merah
Jangan hati, jangan iris hati
Untukmu
Suratku sudah sampai?
Kau kirim apa sebagai balasan
Ayo berbincang sejenak
Mawar-mawar merekah cantik di kepalaku
Petik satu
Dan duri mungkin merogoh ke dagingmu
Tidak, tidak ada.. Mawar yang boleh kau petik dari kepalaki
Tak mau melukaimu
bagus-bagus ini puisimu, kontemporer.. punya warna yang beragam.. :)
BalasHapus